NAFAS
DI TANAH PERBATASAN
Aku yang yang selalu berharap
Yang Merintih, menatap atap lekam tak berwujud
Teriringi desah keluh tak berirama
Menahan pahit hidup di tanah perbatasan
Yang Merintih, menatap atap lekam tak berwujud
Teriringi desah keluh tak berirama
Menahan pahit hidup di tanah perbatasan
Nafasku
yang tak berjarak
Bersama
langkah ku yang lukiskan jejak-jejak tak teraarah
Jejak
yang merangkaikan harap ,yang hinggap pada angin
Sampaikan
pesan pada sang garuda .
Aku
yang di perbatasan .....
Yang
selalu mendaambakanmu
Selalu
mengibarkan mu
Selalu
menjunjungmu
Aku
ingin senyum mu garuda
Aku
pinta janjimu , juga hakku ?
Untuk
hiasi angan yang kelam tak menawan
Ukirkan
senyum di wajahkami .
Aku
disini untuk mu
Aku
disini menjaga hak mu
Dan
Aku disini tuangkan semangatmu.
Sungguh
, Bukan mauku bertakdir disini
Aku
terlalu lelah kau acuhkan garuda
Kau
tak lagi lirik wajah ini
Kau
tak lagi pedulikan tulang ini
yang
tetap setia menjadi benteng di negeri ini
apa
? apa lagi yang harus kami lakukan ?
yang
harus kami berikan?
Dan
harus kami korbankan ?
Apa
? apa garuda ? katakan !
Tak
cukukah segalanya ?
Tak
puaskah kau dengan ini ?
Hingga
kau tak sedikitpun ingat kami !
Atau
kami harus berteriak ?,hingga tanah ini gemetar!
Bersama
nafas dan jejak kami
Kutorehkan
harapan diri ,
Mungkin kelak kan Terbisikan
desah
kami dari tanah perbatasan .
No comments:
Post a Comment